Friday 11 January 2019

Kordinator Komisi KontraS Sangat Meragukan Independensi Tim Khususnya Kasus Novel Baswedan

Kordinator Komisi KontraS Sangat Meragukan Independensi Tim Khususnya Kasus Novel Baswedan
Kordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Yati Andriyani tidak yakin tim khusus untuk kasus Novel Baswedan yang dibentuk oleh Kepala Kepolisian Nasional Jenderal Tito Karnavian dapat bekerja secara mandiri.

Ketidakpastian ini didasarkan pada orang-orang yang dimasukkan dalam tim khusus novel yang dibentuk oleh Kepala Polisi Nasional Jenderal Tito Karnavian.

Tito merekrut 65 orang ke dalam tim khusus untuk Novel. Mayoritas berasal dari polisi. Sedangkan orang di luar kepolisian termasuk peneliti LIPI Hermawan Sulistyo, mantan Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adi.

Yati Andriyani Selaku Kontras Masih Merasakan Keanehan  Independensi Tim Khususnya Kasus Novel Baswedan

Ada juga Direktur Lembaga Setara Hendardi, mantan Komisaris Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ifdhal Kasim dan Nur Kholis dan mantan Komisaris Kompolnas Poengky Indarti.

ati mengatakan Direktur Lembaga Ekivalen dan peneliti LIPI Hendardi, Hermawan Sulistyo, dekat dengan Tito.

"Hendardi dan Hermawan Sulistyo adalah penasihat Kapolri. Ada juga dari Kompolnas (Poengky Indarti)," kata Yati di kantor KontraS, Jakarta, Jumat 11-01-2019.

Selain itu Yati juga khawatir bahwa tim khusus kasus Novel akan dibentuk hanya untuk membantu calon presiden yang berkuasa Joko Widodo dalam menghadapi debat awal tentang pemilihan presiden yang sah, hak asasi manusia, korupsi dan terorisme pada 17 Januari.

Yati mengatakan dia khawatir karena tim khusus dibentuk pada 8 Januari atau hanya sembilan hari menjelang debat presiden tentang penegakan hukum dan hak asasi manusia.
Kordinator Komisi KontraS Sangat Meragukan Independensi Tim Khususnya Kasus Novel Baswedan
"Formasi hanya untuk menyiapkan jawaban selama debat presiden," kata Yati.

Secara terpisah, Komisaris Komnas HAM Choirul Anam mendorong tim untuk bekerja sesegera mungkin untuk menemukan penyiram air keras pada novel Baswedan.

Choirul menekankan bahwa harapan publik adalah pengungkapan pelaku dan motif serangan.

"Indikator kecepatan kerja tim adalah penting. Mengingat bahwa kasus ini telah lama dinanti karena sudah lebih dari 600 hari," kata Choirul melalui pesan singkat.

Choirul mengatakan tim yang dibentuk oleh Kapolri dapat bekerja dengan cepat karena tim melanjutkan apa yang ditemukan oleh tim yang dibentuk oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

"Tim ini tidak bekerja dari awal," kata Choirul.

Choirul juga menekankan pentingnya akuntabilitas tim. Karena, menurut dia, akuntabilitas dapat membuat publik percaya pada pekerjaan yang dilakukannya.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

Blog Archive

Support