Bank Dunia Sangat Khawatirkan Saol Jeratan Utang Bagi Negara Yang Miskin |
Bank Dunia mencatat peningkatan hutang baru-baru ini di negara-negara termiskin di dunia cukup tinggi. Dari data yang mereka miliki, rata-rata rasio utang yang dimiliki oleh kaum miskin dunia saat ini di atas 50 persen dari PDB.
Bahkan, pada 2013 rasio utang rata-rata negara miskin masih sekitar 30 persen dari PDB. Ekonom Bank Dunia Ayhan Kose mengatakan total utang yang dikumpulkan pada 2017 kemarin telah mencapai US $ 184 triliun atau mencapai rekor baru.
Bank Dunia Mencatat Peningkatan Hutang Baru-baru Dan Sangat Khawatirkan Saol Jeratan Utang Bagi Negara Yang Miskin
"Tingkat utang menjadi perhatian terutama ketika Anda memiliki kondisi keuangan yang semakin ketat, dan di sisi lain tingkat suku bunga di tingkat global juga meningkat," katanya seperti dikutip AFP, Rabu 09-01-2019.Bank Dunia Sangat Khawatirkan Saol Jeratan Utang Bagi Negara Yang Miskin |
Mereka bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan cenderung melambat. Dalam proyeksi semi tahunan yang mereka rilis kemarin, Selasa 08-01-2019, mereka memperkirakan ekonomi dunia pada 2019 hanya akan tumbuh 2,5 persen, turun dibandingkan dengan 2018 yang tumbuh 2,9 persen.
Menurut mereka, perlambatan pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat pada tahun 2020. Menurut proyeksi mereka, ekonomi akan merosot ke 1,7 persen tahun depan. Kose mengatakan bahwa selain dibayangi oleh risiko utang negara miskin, perlambatan ekonomi global juga akan dipicu oleh perang komersial yang berkecamuk antara Amerika Serikat dan Cina.
Menurutnya, perang dagang adalah profil risiko tertinggi bagi ekonomi global. Selain masalah perang dagang, Kose mengatakan masih ada risiko lain yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Bank Dunia Sangat Khawatirkan Saol Jeratan Utang Bagi Negara Yang Miskin |
Untuk risiko-risiko ini, Bank Dunia mengatakan Kose mendesak negara-negara anggotanya untuk mempersiapkan diri mereka sendiri untuk meningkatkan pengeluaran dan investasi. Bank Dunia mengatakan ia meminta negara-negara anggota untuk menggunakan pinjaman untuk membangun sehingga itu bisa menjadi penyangga ekonomi jika terjadi gejolak.
0 comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.