Menteri Keuangan Sri Mulyani Mengatur Pungut Pajak Dari Robot Yang Berfungsi |
Menurut Sri Mulyani, gagasan itu cukup masuk akal karena perkembangan teknologi memungkinkan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia beralih ke robot. Ini membuat robot melakukan aktivitas produksi, sehingga dapat dikenakan pajak.
"Bayangkan seperti film Robocop, semua polisi adalah robot di dunia nyata, lalu apa yang dilakukan orang? Jika semua robot itu bekerja, siapa yang menerima upah? Konsumsi produk siapa? Robot yang bekerja harus membayar pajak seperti pajak penghasilan," ucap Ani, demikian ia biasa disapa, Selasa 08-01-2019.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Berencana Mengumpulkan Pajak Dari Para Robot
Meski begitu, Ani belum menjelaskan lebih lanjut tentang jenis pajak yang berpotensi dikenakan pada robot. Dia juga enggan memastikan waktu pengumpulan pajak bisa berlaku.Ani hanya menjelaskan bahwa gagasan mengumpulkan pajak dari robot sedang dibahas di beberapa negara. Sebab, sejumlah negara juga melihat bahwa arah perkembangan teknologi sangat berpeluang mengikis peran manusia dalam pekerjaan, walaupun jenis pekerjaan baru akan tercipta di masa depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Mengatur Pungut Pajak Dari Robot Yang Berfungsi |
Seiring dengan potensi kehadiran robot yang tinggi di masa depan, bukan tidak mungkin jumlah pengangguran akan meningkat. Yang pasti harus mendorong negara untuk hadir untuk memberikan layanan.
"Nantinya, kebijakan fiskal publik akan muncul, dalam bentuk robot yang membayar pajak dan orang-orang yang tidak bekerja diberi penghasilan, karena negara hadir dalam menciptakan infrastruktur, mencegah bencana, menciptakan layanan publik, dan ini harus dibiayai," katanya dijelaskan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Mengatur Pungut Pajak Dari Robot Yang Berfungsi |
0 comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.