Wednesday 26 December 2018

Rupiah Di Sepanjang Tahun Anjing Tanah Jatuh-Bangun Terus Untuk Harga Dollar

Rupiah Di Sepanjang Tahun Anjing Tanah Jatuh-Bangun Terus Untuk Harga Dollar
Pergerakan rupiah seperti kilat di negeri anjing tahun ini. Mulai tahun ini di kisaran Rp. 13.400 per dolar AS, tiba-tiba mata uang Garuda turun menjadi Rp. 15.284 per dolar AS. Puncaknya adalah Oktober 2018 lalu, rupiah jatuh paling banyak.

Pemerintah menyalahkan normalisasi kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed, sebagai upaya untuk menarik dana investor yang menyebar ke negara-negara berkembang (emerging markets). Indonesia tidak terkecuali.

Indef Bhima Yudhistira Adhinegara Melihat Rupiah Selalu Naik-Turun Semenjak Di Tahun Anjing Tanah Ini

"Normalisasi kebijakan moneter AS telah berhasil membuat modal asing keluar dari negara-negara pasar berkembang, khususnya Indonesia. Dana asing yang keluar dari pasar modal domestik mencapai Rp48,2 triliun sejak awal tahun hingga penutupan pasar pada pertengahan Desember, "kata ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara, baru-baru ini.

Tidak hanya di pasar modal, normalisasi kebijakan moneter AS juga membatasi nilai tukar rupiah. Pertama kali rupiah jatuh ketika The Fed menaikkan suku bunga acuan pada Maret 2018, pada saat itu rupiah tergelincir ke posisi Rp. 13.800 per dolar AS. Kemudian, pada kenaikan bunga patokan kedua, rupiah kembali berkurang darahnya dan menyentuh level Rp14.000 per dolar AS.

dia berseru, setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan ketiga September lalu, rupiah anjlok ke Rp.15.000 per dolar AS. Depresiasi rupiah yang semakin memburuk tidak terlepas dari berbagai sentimen negatif, seperti perang dagang antara AS - Cina.


Perang perdagangan AS dengan Cina melahirkan kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia. Maklum, kedua negara ini terdaftar sebagai dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Keduanya juga merupakan mitra dagang untuk banyak negara di dunia.

Sentimen negatif di atas belum memperhitungkan dampak guncangan dari Uni Eropa, seperti masalah anggaran Italia. Kemudian, langkah Inggris meninggalkan Uni Eropa (Brexit).


Tidak hanya rupiah, sejumlah mata uang juga jatuh ke dolar AS. Lira Turki adalah yang paling parah yang tercatat di dunia dengan depresiasi 41,17 persen. Di Asean, rupee India adalah yang paling terjun dengan pelemahan mencapai 12,57 persen.

Rupiah Di Sepanjang Tahun Anjing Tanah Jatuh-Bangun Terus Untuk Harga Dollar
Namun, jika dibandingkan dengan mata uang negara-negara Asia Tenggara, rupiah masih merupakan mata uang yang paling terpukul. Lihat, depresiasi dolar Singapura hanya 3,02 persen, ringgit Malaysia 3,45 persen, baht Thailand 0,78 persen. Hanya rupiah yang paling terdepresiasi, yaitu 7,57 persen.

Krisis keuangan di Turki dan Argentina dikatakan telah mempengaruhi rupiah. "Krisis menambah kepercayaan investor asing di negara-negara berkembang," tambah Bhima.

Selain itu, ia melanjutkan bahwa faktor-faktor internal juga tidak cukup kuat untuk menahan pukulan eksternal. Ini tercermin dari neraca transaksi berjalan yang lemah. Buktinya, alih-alih membaik, adalah bahwa defisit transaksi berjalan membengkak dari 2,2 persen menjadi triwulan pertama PDB 2018 menjadi tiga persen pada triwulan kedua dan 3,37 persen pada triwulan ketiga.

Defisit neraca perdagangan juga semakin menyentuh US $ 5,51 miliar pada Oktober 2018. Angka ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, di mana surplus neraca perdagangan Indonesia adalah US $ 11,84 miliar.

"Kondisi ini tidak terlepas dari fluktuasi harga minyak mentah dunia yang memperlebar defisit transaksi berjalan dan membalikkan posisi neraca perdagangan. Ini juga membuat permintaan meningkat secara signifikan," kata Bhima.

Menanggapi kondisi rupiah yang semakin 'kurang darah', pemerintah dan Bank Indonesia (BI) bergerak. September lalu, BI menyalurkan Rp. 11,9 triliun untuk menyerap SBN yang dirilis oleh investor asing. Ini adalah salah satu bentuk intervensi oleh bank sentral untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Bentuk lain, BI menaikkan suku bunga acuan (7 Hari Reverse Repo Rate / 7DRRR). Tak tanggung-tanggung, total kenaikan bunga acuan mencapai 175 basis poin (bps) tahun ini atau 6 persen.

Sementara itu, pemerintah mulai memperketat impor barang dengan menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) untuk 1.147 barang impor. Selain itu, wajib menggunakan 20 persen biodiesel (B20), dan iming-iming insentif ekspor.

Ekonom Core Indonesia Piter Abdullah memperkirakan naik dan turunnya rupiah akan berlanjut hingga penutupan tahun ini. Namun, tingginya tidak akan menyentuh Rp15.000 per dolar AS, seperti pada Oktober-November tahun ini.

Dia memperingatkan pemerintah dan bank sentral untuk mewaspadai kebijakan moneter ketat bahwa AS akan terus berlanjut.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

Blog Archive

Support